Ancaman Meninggalkan Jum'atan (Shalat Jum'at)
Banyak riwayat yang menyebutkan ancaman bagi orang yang
meninggalkan jum'atan sebanyak 3 kali dengan sengaja atau tanpa udzur. Berikut
adalah beberapa dalil-dalilnya:
- Dari Ibnu Umar dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhum, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, :
”Hendaknya orang yang suka meninggalkan jumatan itu
menghentikan kebiasaan buruknya, atau Allah akan mengunci mati hatinya,
kemudian dia menjadi orang ghafilin (orang lalai).” (HR. Muslim 865)
- Hadis dari Abul Ja’d ad-Dhamri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, :
”Siapa yang meninggalkan 3 kali jumatan karena
meremehkan, maka Allah akan mengunci hatinya.” (HR. Ahmad 15498, Nasai 1369,
Abu Daud 1052, dan dinilai hasan Syuaib al-Arnauth)
- Hadis dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, :
“Siapa yang meninggalkan jumatan 3 kali, bukan karena
darurat, Allah akan mengunci hatinya.” (HR. Ibnu Majah 1126 dan dishahihkan
al-Albani)
Dari Usamah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,·:
"Siapa yang mendengar adzan jumatan 3 kali, kemudian
dia tidak menghadirinya maka dicatat sebagai orang munafik. (HR. Thabrani dalam
Mu’jam al-Kabir, dan dihasankan al-Albani dalam Shahih Targhib, no. 728).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,·
“Siapa yang meninggalkan jumatan 3 kali berturut-turut
tanpa udzur, Allah akan mengunci mati hatinya.” (HR. At-Thayalisi dalam
Musnadnya 2548 dan dishahihkan al-Albani dalam shahih Jami’ as-Shaghir).
Dari Ibnu Abbas, beliau mengatakan,·
”Siapa yang meninggalkan jumatan 3 kali berturut-turut,
berarti dia telah membuang islam ke belakang punggungnya.” (HR. Abu Ya’la
secara Mauquf dengan sanad yang shahih – shahih Targhib: 732).
Dari beberapa riwayat di atas tentang ancaman meninggalkan
shalat jum'at, ada beberapa pelajaran yang bisa kita catat, antara lain :
- Yang
dimaksud ‘Allah kunci hatinya’ adalah Allah menutup hatinya dan
menghalangi masuknya hidayah dan rahmat ke dalam hatinya. Kemudian
digantikan dengan kebodohan, sifat beringas, dan keras kepala. Sehingga
hatinya seperti hati orang munafik. Demikian keterangan al-Munawi dalam
Faidhul Qodir (6/133).
Ketika hati seseorang sudah dikunci mati, dia menjadi kebal hidayah. Seberapapun peringatan yang dia dengar, tidak akan memberikan manfaat dan tidak akan menggerakkan hatinya. Seolah dia terhalang untuk bertaubat.
Hukuman semacam ini mirip dengan hukuman yang Allah berikan kepada Iblis. Karena pembangkangannya, Allah tutup kesempatan bagi Iblis untuk bertaubat. Sungguh hukuman yang sangat menakutkan.
Demikian pula keadaan orang munafik. Karena batin mereka mengingkari kebenaran, Allah kunci mati hatinya, sehingga mereka menjadi bodoh dengan hidayah.
”Lalu hatinya dikunci mati, sehingga mereka tidak memahami.” (QS. Al-Munafiqun: 3). - Semua
perbuatan dosa dan maksiat, akan menjadi sebab tertutupnya hati. Semakin
besar dosa yang dilakukan seseorang, semakin besar pula penutup hatinya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, yang artinya :
Artinya :
Sesungguhnya seorang hamba, apabila melakukan perbuatan maksiat maka akan dititikkan dalam hatinya satu titik hitam. Jika dia meninggalkan maksiat itu, memohon ampun dan bertaubat, hatinya akan dibersihakn. Namun jika dia kembali maksiat, akan ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar-raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya, (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.’ (HR. Turmudzi 3334, dan sanadnya dinilai kuat oleh Syuaib Al-Arnauth).
Sesungguhnya seorang hamba, apabila melakukan perbuatan maksiat maka akan dititikkan dalam hatinya satu titik hitam. Jika dia meninggalkan maksiat itu, memohon ampun dan bertaubat, hatinya akan dibersihakn. Namun jika dia kembali maksiat, akan ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar-raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya, (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.’ (HR. Turmudzi 3334, dan sanadnya dinilai kuat oleh Syuaib Al-Arnauth).
Meninggalkan jumatan tanpa udzur termasuk dosa berbahaya,
yang menyebabkan hati pelakunya dikunci mati.
- Meninggalkan
Jum'atan 3 kali, Apakah harus berturut-turt?
Ada dua kemungkinan makna. Pertama; ancaman ini terjadi ketika dia meninggalkan jumatan, baik berturut-turut atau secara terpisah. Sehingga ketika ada orang yang meninggalkan 1 kali jumatan setiap tahun, Allah akan mengunci hatinya pada pelanggaran yang ketiga. kedua;maksud ancaman ini, jika dia meninggalkan jumatan 3 kali berturut-turut, sebagaimana disebutkan dalam hadis Anas. Karena melakukan dosa berturut-turut dan terus-menerus, menunjukkan sedikitnya rasa takutnya.
- Ancaman
ini berlaku bagi orang yang meninggalkan jumatan tanpa udzur, sebagaimana
yang ditegaskan dalam banyak hadis di atas. Sedangkan orang yang memiliki
udzur untuk tidak jumatan, seperti sakit, safar (perjalanan), di laut,
atau udzur lainnya, tidak termasuk dalam ancaman ini.
Di zaman Umar, ada seseorang yang berencana melakukan safar di hari jumat. Kemudian dia mengurungkan rencananya, karena ingat harus jumatan. Kemudian ditegur oleh Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, :
”Berangkatlah, karena jumatan tidaklah menghalangi orang
untuk melakukan safar.” (HR. Ibnu Abi Syaibah 5107).
Itulah beberapa ancaman bagi orang yang meninggalkan
shalat jum'atan. Mudah-mudahan setelah kita mengetahuinya, mulai sekarang
tidak ada alasan lagi untuk melaksanakan ibadah shalat jum'at. Karena begitu
meruginya diri kita apabila dengan sengaja meninggalkan sholat jum'at secara
berturut-turut. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua. Amin.