Ketika
Abdul Muthalib merasa ajalnya sudah dekat ia mengumpulkan putra-putranya. Abdul
Muthalib berfikir , siapakah diantara putra-putranya yg dapt di percayai untuk
mengasuh Nabi Muhammad. Dan akhirnya ia memilih Abu thalib, Abu Thalib bukan
lah putra sulungnya dan jg bukan putranya yg terkaya, tapi Abu Thaliborang yang
lebih di muliakan dan di hormati orang-orang quraisy. Kepadanya Abdul
Muthalib berpesan supaya mengasuh, menjaga dan melindungi Nabi Muhammad dengan
hati-hati dan menganggap Nabi Muhammad adalah anak kandungnya sendiri.
Setelah Abdul Muthalib wafat, Nabi Muhammad berpindah asuhan ke tangan Abu Thalib dan hidup di tengah keluarganya. Abu Tahalib memenuhi semua amanat yang di wasiatkan Abdul Muthalib. Ia tak hanya mengasuh dan menjaga Nabi Muhammad Di kala masih kanak-kanak saja, bahkan setelah beliau dewasa Abu Thalib tetap melindungi keselamatanya dari gangguan orang kaum musyrikin yang memusuhi dan menentang kenabianya. Abu Thalib lebih banyak mencurahkan cinta kasihnya kepada Nabi Muhammad dari pada putra-putranya sendri, yaitu Ali, Ja’far dan Aqil.
Dibawah naungan dan asuhan Abu Thalib dan Isterinya, Fatimah binti Asad, Nabi Muhammad sama sekali tidak merasa hidup terasing dala pergaulan sehari-hari, dan tidak merasakn kemalangan hidup sebagai anak yatim yg tidak berharta. Fatimah binti Asad sangat hati-hati dan penuh kasih sayang pada NAbi Muhammad, Sehingga pada musim paceklik berat, yang mengakibatkan kekeringan dan kekurangan makanan, Fatimah binti Asad lebih mengutamakn beliau dari pada dirinya dan anak-anaknya. Demikian besar kasih sayang Fatimah binti Asad pada Nabi Muhammmad sejak masih kanak-kanak hingga dewasa. Nabi Muhammad sendiri taj oernah melupakan budi baik dan Jasa Fatimah binti Asad. Ketika istri Abu Tahlib itu Wafat beliau menagisinya sambil mengucurkan air mata beliau berkata : “ Hari ini ibuku wafat!” Beliau mengkafani jenazah Fatimah binti Asad dengan jubah beliau sendiri, bahkan turun kedalam liang lahat dan berbaring di samping jenazah. Ketika seorang sahabt bertanya mengenai perlakuannya yang tidak biasa di berikan kpd org lain, Beliau menjawab: “Dia ibuku. Ia membiarkan dirinya lapar dan memberi makan kepadaku. Selama di bawah naunganya aku tidak pernah merasa sebagai anak yatim.
demikian rangkuman kisah tentang Nabi Muhammad yg diasuh oleh keluarga pamanya. Kisah ini saya ambil dari buku”SIROTUL MUSTOFA”, Semoga bermanfaat. Jika ada salah kata dan kurangnya Mohon maaf sebbesar-besarnya.
Setelah Abdul Muthalib wafat, Nabi Muhammad berpindah asuhan ke tangan Abu Thalib dan hidup di tengah keluarganya. Abu Tahalib memenuhi semua amanat yang di wasiatkan Abdul Muthalib. Ia tak hanya mengasuh dan menjaga Nabi Muhammad Di kala masih kanak-kanak saja, bahkan setelah beliau dewasa Abu Thalib tetap melindungi keselamatanya dari gangguan orang kaum musyrikin yang memusuhi dan menentang kenabianya. Abu Thalib lebih banyak mencurahkan cinta kasihnya kepada Nabi Muhammad dari pada putra-putranya sendri, yaitu Ali, Ja’far dan Aqil.
Dibawah naungan dan asuhan Abu Thalib dan Isterinya, Fatimah binti Asad, Nabi Muhammad sama sekali tidak merasa hidup terasing dala pergaulan sehari-hari, dan tidak merasakn kemalangan hidup sebagai anak yatim yg tidak berharta. Fatimah binti Asad sangat hati-hati dan penuh kasih sayang pada NAbi Muhammad, Sehingga pada musim paceklik berat, yang mengakibatkan kekeringan dan kekurangan makanan, Fatimah binti Asad lebih mengutamakn beliau dari pada dirinya dan anak-anaknya. Demikian besar kasih sayang Fatimah binti Asad pada Nabi Muhammmad sejak masih kanak-kanak hingga dewasa. Nabi Muhammad sendiri taj oernah melupakan budi baik dan Jasa Fatimah binti Asad. Ketika istri Abu Tahlib itu Wafat beliau menagisinya sambil mengucurkan air mata beliau berkata : “ Hari ini ibuku wafat!” Beliau mengkafani jenazah Fatimah binti Asad dengan jubah beliau sendiri, bahkan turun kedalam liang lahat dan berbaring di samping jenazah. Ketika seorang sahabt bertanya mengenai perlakuannya yang tidak biasa di berikan kpd org lain, Beliau menjawab: “Dia ibuku. Ia membiarkan dirinya lapar dan memberi makan kepadaku. Selama di bawah naunganya aku tidak pernah merasa sebagai anak yatim.
demikian rangkuman kisah tentang Nabi Muhammad yg diasuh oleh keluarga pamanya. Kisah ini saya ambil dari buku”SIROTUL MUSTOFA”, Semoga bermanfaat. Jika ada salah kata dan kurangnya Mohon maaf sebbesar-besarnya.